Pre Event

Mau Sukses? Jadi Profesi Keuangan Yuk!

Jakarta, 28/10/2024 – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) menyelenggarakan webinar pada Senin (28/10/2024) sebagai bagian dari kegiatan Profesi Keuangan Expo tahun 2024. Webinar bertajuk “Mau Sukses? Jadi Profesi Keuangan Yuk!” ini diisi oleh para narasumber dari berbagai profesi yang berada di bawah regulasi PPPK dan Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Akuntansi (LSP-TA). Acara ini dipandu oleh Isyana Deviprameswari, Analis pada Subbidang Pelaporan Profesi Akuntansi, PPPK.

Kepala PPPK, Erawati, memberikan penekanan dalam keynote speech-nya tentang peran penting sektor keuangan dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini membuka banyak peluang bagi generasi muda untuk berkarir di bidang tersebut. Beliau melanjutkan bahwa sektor keuangan yang inovatif, efisien, dan berkelanjutan sangat krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Profesi keuangan memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas, kredibilitas, dan inklusi sektor ini. Pada akhir paparan, beliau menjelaskan bahwa perguruan tinggi berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memasuki sektor keuangan dengan menyesuaikan kebutuhan industri dan kemampuan lulusan. Selain itu, PPPK berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang berbagai peluang karir dalam sektor keuangan.

Pada awal webinar, Nadira Hudaifah dari Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Nadira Eka Masni & Rekan menceritakan perjalanannya menjadi akuntan berpraktik. Ia berbagi tentang pengalaman mulai dari pendidikan, magang sebagai auditor, hingga bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Nadira juga menekankan bahwa sertifikasi seperti CA (Chartered Accountant) dan CPA (Certified Public Accountant) Indonesia serta pengalaman sebagai anggota asosiasi profesi membantu meningkatkan kompetensi.

Narasumber kedua, Maurice Ganda Nainggolan dari KAP Maurice Ganda Nainggolan & Rekan, menjelaskan tentang peluang besar profesi akuntan publik. Secara fakta, persentase jumlah akuntan publik di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan jumlah wajib pajak badan, yaitu sekitar 0,008%. Ia juga menjelaskan keuntungan menjadi akuntan publik profesional sekaligus seorang entrepreneur.

Selanjutnya, Ryan Pical Pratama dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Pical Niken Tjahjono & Rekan, mengenalkan MAPPI (Masyarakat Penilai Publik Indonesia) sebagai organisasi profesi penilai di Indonesia, serta menjelaskan profesi penilai dan jenjang keanggotaan bagi penilai publik. Profesi ini menggarap penilaian properti dan bisnis dengan peluang besar baik pada sektor publik maupun swasta.

Milla Rachmawati kemudian menjelaskan profesi aktuaris yang berperan dalam mengelola risiko keuangan masa depan melalui penerapan statistik, matematika, dan pemrograman. Untuk menjadi aktuaris publik, sertifikasi FSAI (Fellow of Society of Actuaries of Indonesia) dari PAI (Persatuan Aktuaris Indonesia) diperlukan. Ia juga memaparkan beberapa tantangan dalam profesi ini, di antaranya ujian yang ketat, biaya tinggi, dan rendahnya jumlah aktuaris dibandingkan dengan permintaan industri.

Berikutnya, Hijrah Hafiduddin menceritakan tentang profesi konsultan pajak yang memiliki fleksibilitas kerja, tetapi menghadapi tantangan seperti networking, membangun reputasi, dan regulasi perpajakan yang kompleks. Hijrah juga mengusulkan berbagai cara untuk menghadapi tantangan tersebut, termasuk menjalin koneksi pada komunitas bisnis.

Sebagai penutup, Hexana Sri Lastanti, Wakil Direktur Bidang Administrasi dan Keuangan di LSP-TA, menggambarkan bahwa teknisi akuntansi adalah posisi penting dalam penyusunan laporan keuangan. Sertifikasi kompetensi dikelola oleh LSP-TA di bawah BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), dengan jenjang karier mulai dari operator hingga ahli. Pada akhir paparan, beliau menjelaskan bahwa teknisi akuntansi berperan dalam mendukung stabilitas sektor keuangan nasional.

Secara umum, webinar ini menekankan pentingnya sertifikasi, networking, dan etika profesional dalam setiap profesi keuangan. Peluang kerja dalam profesi ini sangat terbuka seiring dengan kebutuhan regulasi dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Sesi tanya jawab pada akhir acara memberikan kesempatan kepada peserta untuk menggali lebih dalam materi yang telah disampaikan. Acara sosialisasi kemudian ditutup dengan apresiasi dari moderator kepada seluruh narasumber dan peserta atas partisipasi aktif mereka.

Penulis: Abdul Basit | Penyunting: Fachri Reza Kusuma

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *