Profesi Keuangan Expo

Profesi Keuangan Expo 2024 Perkuat Kontribusi Sektor Keuangan Bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jakarta, 14/11/2024 – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) sukses menggelar rangkaian acara puncak Profesi Keuangan Expo tahun 2024. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Heru Pambudi, yang menandai tahun keenam dari penyelenggaraan Profesi Keuangan Expo. Penyelenggaraan expo tahun ini merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Juli 2024, mencakup sosialisasi profesi keuangan, webinar, dan seminar yang melibatkan para pemangku kepentingan, pelajar, mahasiswa, dan pengguna jasa keuangan.

Heru menyoroti jumlah profesi keuangan di Indonesia, seperti akuntan publik, konsultan pajak, dan aktuaris, masih relatif kecil dibandingkan dengan ukuran ekonomi Indonesia yang terus berkembang. Misalnya, rasio konsultan pajak terhadap wajib pajak badan adalah 1:735, dan akuntan publik hanya 1:3.300 terhadap jumlah badan usaha. Heru juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem sektor keuangan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas profesi keuangan. Melalui expo ini, Ia berharap adanya solusi yang sistematis untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk kerja sama dengan regulator sektor keuangan seperti OJK, LPS, dan BEI.

Wakil Menteri Keuangan I, Suahasil Nazara,dalam sambutannya, mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat. Beliau menekankan pentingnya sektor keuangan sebagai “game changer” dalam pembangunan Indonesia yang perlu terus dikembangkan, diperluas, dan dijaga stabilitasnya. Suahasil menyampaikan tiga pilar utama pengembangan sektor keuangan, yaitu memperkuat sektor keuangan, meningkatkan inklusivitas agar layanan keuangan mudah diakses, dan menjaga stabilitas sektor keuangan bersama dengan lembaga-lembaga terkait seperti Bank Indonesia, OJK, dan LPS.

Suahasil menginformasikan bahwa Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang diterbitkan pada tahun 2023 merupakan bagian dari reformasi sektor keuangan. Reformasi ini bertujuan untuk memastikan agar sektor keuangan yang lebih kuat, inklusif, dan stabil.

Ia menghimbau agar profesi keuangan senantiasa meningkatkan kompetensi dan menjaga integritas demi memastikan kepercayaan publik terhadap sektor keuangan tetap terjaga.

“Mari kita dorong profesi sektor keuangan yang profesional, berkompetensi tinggi, berintegritas, dan melayani masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Dalam momen acara puncak ini, PPPK juga menggelar webinar puncak bertajuk “Memulai Investasi di Usia Muda: Tips & Trik Menuju Kebebasan Finansial”.

Narasumber pertama, CEO Big Alpha, Tirta Prayudha, menjelaskan pentingnya konsep compounding dalam investasi, di mana nilai investasi dapat berkembang secara eksponensial seiring waktu. Tirta menekankan bahwa efek compounding bergantung pada tiga faktor utama, yaitu modal awal, tingkat pengembalian, dan lama waktu investasi. Semakin lama dana dibiarkan tumbuh, semakin besar hasilnya. Ia menjelaskan bahwa kombinasi modal awal yang cukup besar, tingkat pengembalian yang stabil, dan durasi investasi yang panjang dapat menghasilkan kekayaan yang signifikan. Dengan kedisiplinan dalam berinvestasi dan kesabaran untuk mempertahankannya, kekuatan compounding dapat membantu membangun kekayaan bagi mereka yang menerapkan prinsip ini dengan konsisten.

Selanjutnya, Kepala Unit Pengelolaan Wilayah 3, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kemas M. Rumaiyar,membagikan kiat dalam mengelola keuangan dan investasi di pasar modal. Menurut Kemas, kunci utama dalam mengelola keuangan adalah memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta menerapkan kedisiplinan dalam penggunaan uang. Ia mendorong generasi muda untuk mulai berinvestasi guna melawan inflasi dan mempersiapkan masa depan, serta memberikan panduan untuk memilih instrumen

Narasumber lainnya, Direktorat Surat Utang Negara, Widyo Lestiyono, mengajak masyarakat mempertimbangkan investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sebagai pilihan yang aman dan terjangkau. SBN Ritel, seperti Savings Bond Retail (SBR) dan Sukuk Ritel (SR), menawarkan imbal hasil yang kompetitif dan jaminan dari pemerintah. Widyo menyebutkan bahwa investasi SBN Ritel kini dapat dilakukan secara daring melalui bank, perusahaan efek, atau platform fintech mitra Kemenkeu, dengan jadwal penerbitan rutin dan imbal hasil antara 6,40% hingga 6,50% per tahun. Selain memberikan keuntungan finansial bagi investor, SBN Ritel juga bertujuan menjaga nilai uang dari inflasi dan membantu masyarakat mempersiapkan dana masa depan, seperti pendidikan dan pensiun. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan instrumen ini sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang aman dan berkelanjutan.

Profesi Keuangan Expo 2024 menghadirkan pameran virtual yang menampilkan berbagai booth dari regulator sektor keuangan seperti OJK, LPS, dan BEI, serta asosiasi profesi dan pelaku usaha di bidang keuangan. Pameran ini sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan peluang kerja dan magang melalui fitur online job fair, yang dapat diakses oleh para peserta sesuai dengan minat dan kualifikasi mereka. Di samping itu, pada acara puncak ini juga diumumkan pemenang lomba esai, fotografi, dan reels serta pemberian apresiasi profesi dan inovasi kantor profesi keuangan.

Acara puncak ditutup dengan closing remarks dari Kepala Pusat Profesi Keuangan, Erawati. Beliau menyampaikan harapan agar wawasan yang diperoleh dalam webinar dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi generasi muda dalam mengelola keuangan dan memulai langkah pertama menuju kebebasan finansial. Erawati mengajak peserta untuk terus menggali informasi terkait profesi keuangan melalui situs resmi Profesi Keuangan Expo, yang masih dapat diakses hingga 20 November 2024. Ia berharap agar sinergi yang terjalin selama expo ini dapat memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi sektor keuangan Indonesia.

Penulis: Abdul Basit | Penyunting: Haszazi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *